Sepanjang perjalanan kami ke Pulau Sulawesi pada bulan September 2022, kami menghabiskan beberapa hari di sekitar Danau Poso. Pemandu kami di sana adalah Eko (Kurniawan Bandjolu), seorang penggiat lingkungan dari Institut Mosintuwu. Kami juga mengunjungi rumah Institut Mosintuwu yang indah dan saya terpesona oleh suasananya: pertemuan tokoh-tokoh adat dari berbagai desa, Komunitas Penjaga Danau Poso, sedang berlangsung di sana. Dan mereka bahkan memiliki beberapa akuarium dengan ikan dan siput endemik yang dipajang!

Malam berikutnya, setelah menyelam di danau, saya berbincang dengan Lian Gogali tentang cara-cara yang dapat kami lakukan untuk berkolaborasi. Lian mendirikan Institut Mosintuwu pada tahun 2009 setelah mengalami pengalaman buruk akibat konflik kekerasan antara kelompok etnis dan agama di wilayah Poso. Institut Mosintuwu adalah sebuah komunitas akar rumput yang berfokus pada masalah dan tantangan sosial, namun cakupan kegiatan dan minat mereka sangat luas. Danau ini penting bagi masyarakat, sehingga keanekaragaman hayatinya menjadi bagian dari program Mosintuwu. Mereka berusaha untuk mencapai penetapan Danau Poso sebagai geopark karena keanekaragaman hayati, kekayaan geologi, dan keunikan budayanya.

Inilah yang diungkapkan Lian tentang keprihatinan Mosintuwu terhadap keanekaragaman hayati di danau tersebut: "Dalam lima tahun terakhir, Danau Poso terancam oleh aktivitas pembangunan PLTA yang mengeksploitasi Danau Poso sebagai bendungan. Akibatnya, keanekaragaman hayati terancam mengalami kerusakan bahkan kepunahan, dan kehidupan sosial, ekonomi dan budaya masyarakat yang tinggal di sekitar Danau Poso ikut terganggu. Padahal, bagi masyarakat Poso, Danau Poso bukan hanya sekedar genangan air, melainkan sebuah kehidupan. Dalam bahasa lokal, kata ganti orang ketiga untuk Danau Poso adalah sira yang berarti dia (bukan itu). Masyarakat di sekitar Danau Poso juga sering menggunakan nama-nama biota endemik Danau Poso sebagai nama marga."

Dengan bangga kami sampaikan bahwa Institut Mosintuwu adalah mitra baru kami dan kami memiliki rencana untuk menjalin kerjasama dalam jangka panjang. Tujuan utama kami adalah:

  • mengumpulkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan tentang biota perairan Danau Poso dan berbagai ancaman yang terkait
  • mengembangkan museum mini akuatik dan juga potensi edukasinya
  • mendorong minat siswa: kami menyebut program ini " Biodiversity Goes to School"
  • mengembangkan Laboratorium Alam dan Pusat Penelitian Biota Perairan Danau Poso
  • mengundang lebih banyak orang agar tertarik untuk melakukan studi dan aksi serta melakukan pendampingan untuk keanekaragaman hayati
  • mendorong pengembangan ekowisata yang berkelanjutan dengan tetap menjaga keanekaragaman hayati

Ini bukan sekedar program yang berlangsung selama satu tahun, namun kami sudah menjalankan program ini! Kami pasti akan membawa lebih banyak detail dan informasi terbaru dari Danau Poso. Pada momen ini, kami sangat senang dapat berkolaborasi dengan masyarakat Mosintuwu – orang-orang yang peduli dengan kondisi lingkungannya dan memahami bahwa masa depan Danau Poso sangat berkaitan erat dengan masa depan mereka.

Markéta Rejlková